Godaan mengenai tawaran-tawaran di dunia jual-beli terkadang membuat konsumen terkadang tertipu akan produk-produk yang ada yang ada. Oleh karena itu, Asian Association of Consumer Interests and Marketing (AACIM) berinisiatif untuk mengadakan Serial Zoominar Ramadhan dengan topik “Smart Consumer vs Marketing Iblis”.
Zoominar yang dilaksanakan pada Rabu (14/4) pukul 13.00 siang secara daring di Zoom , diisi oleh pemateri Dr. Gancar C Premananto sebagai Ketua Departemen FEB Unair, Pakar Pemasaran Spiritual, dan Founder AACIM. Zoominar ini menjadi sarana untuk mengedukasi tentang menjadi konsumen yang baik demi melawan mulut para orang yang pandai marketing.
Dr. Gancar mencoba menjelaskan mengenai Smart Consumer di Ramadhan. Sebelumnya beliau mengantarkan mengenai perspetif konsumen terhadap pemasaran suatu produk melalui iklan. Iklan dinilai sebagai cara penjual untuk mengedukasi kepada konsumen. Di sisi lain, iklan juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bisa ‘menipu’ para konsumen, sehingga mampu digambarkan sebagai iblis.
Marketing atau pemasaran bisa dikatakan sebagai media untuk melakukan siasat seperti iblis. Produk dari pemasaran iblis biasanya merugikan bagi para konsumen dan terkadang menggunakan story telling untuk merayu konsumen.
“Jadikan produk kita itu masuk ke hati, dari situ kita tidak memikirkan harga,” katanya. Marketing Iblis biasanya menggunakan trik product, promotion, place, people untuk menarik hati konsumen tersebut.
Beliau memberikan pencerahan melalui QS An-Naas: 1-6. Dr. Gancar mengutarakan optimisme yang terdapat di surat tersebut mengenai manusia yang harus memiliki keyakinan pada Tuhannya khususnya dalam menyeleksi suatu produk.
Iblis melakukan sistem segmentasi. Ketika dia mempersuasi seseorang, dia menggunakan bahasa yang berbeda tergantung target pemasaran seperti yang dikutip dari cerita tentang Nabi Ismail yang akan disembelih Nabi Ibrahim. Iblis membujuk siti Hajar supaya berpikir rasional terhadap peristiwa ini. Namun dengan kegigihan hati dan iman, iblis mampu dikalahkan.
Sisi iblis dari pemasaran juga bermula dari penyakit hati seperti iri dan dengki. Penyakit hati seseorang biasanya dipicu ketika membandingkan barang yang dipunya dengan orang lain. Jika ingin bebas dari penyakit ini maka harus memperhatikan diri sendiri ketika di mata Tuhan, bukan di mata manusia lain.
Aktivitas pemasaran seringkali dimulai dari mata, iblis mampu menggunakan penampakan yang cantik untuk menstimulasi emosi. Selain itu, juga menghindarkan dari keterbatasan uang karena pada masa kini masih ada cadangan dari e-money. Nabi Ismail mengajarkan bahwa mata ini mampu mengubah mindset dan keyakinan.
Dr. Gancar juga menambahkan bahwa bagaimana seorang manusia untuk mampu bersaing melawan marketing iblis dengan marketing langit yang selain tampak luarnya, produk yang ditawarkan juga bagus.
Dr. Gancar juga menjelaskan bahwa Ramadhan juga merupakan bagian dari marketing Tuhan pada umatnya. Diskon dan promo yang ada di bulan ini merupakan privilege bagi umat muslim, dan tidak seluruh umat manusia mampu mendapatkannya.
Sebagai penutup penjelasan, Dr. Gancar menjelaskan QS Al-An’am: 32 yang memiliki makna bahwa kehidupan di dunia hanya sebuah sendau gurau dan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Zoominar berjalan cukup intetraktif dengan tanya jawab antara peserta dan pemateri tentang pendalaman mengenai marketing iblis dan tips menjadi smart consumer. Kegiatan ini, dihadiri oleh kurang lebih 56 peserta . Agenda ini diakhiri dengan kesimpulan dari moderator dan penutupan oleh MC pada pukul 14.15 WIB.